Tampilkan postingan dengan label Keluarga. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Keluarga. Tampilkan semua postingan

Jumat, Januari 16, 2009

Anak – anak Adalah Pembuat Ekspresi Wajah Terbaik

Bukan artis Holywood apalagi artis sinetron lokal yang mempunyai bakat membuat ekspresi wajah yang paling baik. Tetapi anak – anak lah yang pandai mengekspresikan sesuatu yang dirasakan oleh mereka pada wajah mereka. Meringis ketika kesakitan, menangis ketika rasa sakit bercampur sedih datang, tertawa terbahak ketika merasakan sesuatu yang lucu (menurut mereka), bersemangat / bergairah ketika mereka tertarik kepada sesuatu, bingung ketika kebingungan, kaget, dll. Bahkan ketika terlelap tidurpun mereka menampilkan ekspresi wajah yang sangat menarik. Saya agak kesusahan dalam mendeskripsikan ekspresi wajah anak – anak ketika mereka tertidur pulas.

Mungkin benar wajah mereka seperti malaikat (apa benar? Karena saya belum pernah melihat malaikat) ketika mereka tertidur pulas. Wajah mereka adalah wajah tanpa dosa. Mereka selalu memberikan ekspresi wajah yang jujur dan sederhana, tidak dibuat – buat seperti ekspresi wajah para anggota DPR.

Anak – anak Tidak Pernah Lelah sampai ....

Cobalah perhatikan anak – anak kita. Mereka selalu penuh dengan energi dan semangat. Berlari kesana kemari, melompat, bermain berpanas – panasan, bersepeda keliling komplek, bertanya, dll. Tidak pernah mereka merasa lelah selama mereka melakukan aktivitas yang mereka paling sukai yaitu : BERMAIN. Apalagi kalau bermainnya bersama sama dengan teman – teman sebaya mereka. Dari pagi sampai sore pun kalau tidak para orang tua yang menghentikan, maka mereka akan terus bermain.

Mereka tidak akan merasa capek atau kepanasan meskipun bermain sepanjang hari. Ya, mereka tidak akan pernah merasa kelelahan, sampai kita mengingatkan kepada mereka bahwa mereka harus berhenti kalau tidak akan kelelahan.

"Nak, ayo pulang dulu, kamu harus makan dan tidur siang"

"Nak, jangan terlalu lama bermain diluar, matahari sedang terik, ayo masuk rumah dulu..."

Memang sudah menjadi tugas kita para orang tua yang harus mengontrol aktivitas mereka dan menjaga kesehatan mereka karena mereka tidak pernah mau peduli urusan seperti itu. Hanya satu tujuan mereka, BERMAIN.

Menyampaikan Pesan Kepada Anak


Rasanya sudah bosan saya menasehati anak lelaki saya yang paling kecil agar tidak berantem dengan kakaknya yang perempuan. Hampir setiap waktu si kecil selalu menjahili kakaknya dan berujung dengan berantem / berkelahi yang akan diakhiri dengan sebuah tangisan dari salah satu diantara mereka.

Setiap kali mereka berkelahi, setiap itu juga kami orangtua menasehati keduanya agar tidak berkelahi karena hal tersebut tidak baik. Atau saya menjelaskan kemungkinan terluka akibat berkelahi, atau yang berkelahi itu hanya preman, atau harus saling menyayangi, dll. Pokoknya kalau dihitung tidak akan terhitung. Cape juga rasanya menasehati hal yang sama kepada dua anak yang sama sehari berkali – kali.

Tetapi untuk menyampaikan sebuah pesan diantara kepada anak – anak memang harus sering dan jangan pernah bosan. Jangankan anak – anak, orang dewasa saja diperingatkan sehari berkali – kali melalui media iklan seperti peringatan bahaya merokok, bahaya narkotika, dll tetapi masih saja banyak orang merokok dan memakai narkoba. Tapi itulah kita, manusia.

Jadi buat para orang tua, jangan pernah bosan menasehati anak – anak kita. Mereka dititipkan Tuhan kepada kita untuk dididik dan dirawat. Nasehatilah mereka meskipun nasehat yang sama sudah sering disampaikan. Saya yakin, nasehat – nasehat dan contoh yang baik yang telah kita ajarkan kepada mereka akan terekam dalam ingatan mereka. Suatu saat pasti mereka akan menyadari bahwa kita selalu memberi nasehat dikarenakan kita menyayangi mereka.

Sabtu, Januari 03, 2009

Anak Sekarang Lebih Canggih


Anak - anak generasi tahun 2000 harus diakui lebih "canggih" daripada kita bapaknya yang generasi 70-an. Jadi memang manusia itu terus berkembang menuju ke arah yang lebih baik, dengan kata lain berevolusi.

Meskipun saya menggunakan kata "evolusi", tapi saya bukan penganut Teori Darwin. Manusia berevolusi dalam hal ini adalah dari bentuk manusia menjadi manusia juga tetapi lebih baik dari aspek fisik, berfikir, dll. Bukan dari kera menjadi manusia atau mungkin dari manusia sekarang menjadi entah apalah.

Kemajuan perkembangan anak - anak kita memang didorong oleh banyak faktor seperti kemajuan teknologi informasi, kemudahan mengakses pendidikan, melimpahnya ketersedian pangan, dll. Contoh yang paling nyata adalah anak sekarang sudah bisa menggunakan komputer dari umur 4 tahun atau 5 tahun. Atau umur 5 tahun sudah lancar cas - cis - cus ngomong bahasa inggris yang dulu saya pelajari dengan susahnya.

Dalam hal ketangkasan, anak sekarang mungkin sama saja dengan generasi dulu ya. Atau mungkin generasi dahulu lebih gesit dan tangkas karena generasi dahulu tidak banyak mengandalkan teknologi dalam kehidupan sehari - hari. Kalau sekarang kan kemana - mana maunya pakai motor atau mobil. Dulu kemana - mana kalau main sehari hari ya jalan kaki meskipun harus menempuh berkilo - kilometer. Permainan anak - anak juga masih yang tradisional seperti : gobak sodor, gatrik, ucing sumput (petak umpet), ucing bendera, perang-perangan pakai sumplit, dll. Tapi anak sekarang terutama anak kota sudah mulai meninggalkan permainan seperti itu. Mereka mainnya Play Station atau Internet Game.

Akibatnya interaksi sosial anak - anak kita menjdi kurang. Selain itu mereka juga menjadi sedikit bergerak yang akhirnya berdampak pada banyaknya obesitas pada anak - anak. Untuk mencegah hal tersebut terjadi pada anak - anak saya, kami selalu mengontrol makanan yang dikonsumsi oleh anak - anak kami dengan menganut gizi seimbang dan memperhitungkan kesesuaian makanan dengan golongan darah mereka. Selain itu saya juga mendorong anak - anak saya agar beraktivitas di lingkungan sekitar rumah kami pada waktu sore hari dan hari - hari libur, biar mereka bergerak aktif.

Nah, yang paling mujarab kayaknya anak - anak "wajib" dibelikan sepeda supaya mereka wara - wiri bersepada disekitar komplek setiap hari. Kan jadinya berolahraga tanpa disadari. Ini anak - anak saya lagi bersepeda. Yang paling kecil (salman 3,5 tahun) sudah bisa bersepeda tanpa roda bantuan lagi sejak umur 3 tahun. Tapi baru kemarin bisa menggunakan sepeda ukuran roda 16" dengan sebelumnya terjatuh dulu berkali - kali (pengorbanan). Tapi sekarang sudah jarang jatuh lagi meskipun sekali - sekali jatuh juga sih. Kalau kakaknya sudah lebih lihai duluan.